Rabu, 12 Mei 2010

Perilaku konsumen

NAMA : MIKAEL PAUL
NPM : 11108238
KELAS : 2KA11


1. pendekatan perilaku konsumen
Apa yang dimaksud dengan Perilaku Konsumen?
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang,
disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini
didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang
dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa
sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.

Perilaku konsumen dapat dipelajari melalui beberapa pendekatan yang antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Kardinal (Cardinalist Approach)
2. Ordinal (Ordinalist Aprroach-indefference curve)
3. Lexical (Lexicographic Approach)
Tetapi disamping itu hanya dua pendekatan yang umun di bahas yaitu pendekatan
Kardinal dan pendekatan Ordinal

Pendekatan kardinal atau sering disebut pendekatan Marginal Utility yaitu
kepuasaan yang dapat diukur seperti berat(kg,ton), panjang(meter).
beberapa ekonom menyarankan bahwa ukuran kepuasan dalam nilai nominal dan unit
moneter,dimana dengan sejumlah tertentu seseoramh mau mengorbankan uangnya untuk
mendapatkan kepuasaan dengan menkomsumsi suatu barang akan tetapi ukuran yang
sering disebut adalah UTIL. Beberapa asumsi dasar yang dikemukakan oleh kelompok
ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Rasionalitas
2. Utility Kardinal
3. Diminishing Marginal utility
4. Addivity Utility

Pendekatan Ordinal. Dalam pendekatan ini daya guna suatu barang tidak perlu
diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya
daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu
kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang
memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:
1. Konsumen rasional
2. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna

3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu
4. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum
5. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena
A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya
6. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B
lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C

Kepuasaan Konsumen dengan Pendekatan Kardinal dan Pendekatan Ordinal
• Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa
kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan.
Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
• Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).
• Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg
menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan
tingkat kepuasan yang sama).

Ciri-ciri kurva indiferens:
1. Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yg
satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi)
2. Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah
yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang
yang dikonsumsi (marginal rate of substitution)
3. Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada
suatu kurva indiferens yang berbeda

ELASTISITAS
Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam
permasalahan. di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar
analisis ekonomi, seperti. dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan
pajak, maupun distribusi kemakmuran.
Elastisitas dapat mengukur seberapa besar perubahan suatu variabel terhadap
perubahan variabel lain. Sebagai contoh, elastisitas Y terhadap X mengukur berapa
persen perubahan Y karena perubahan X sebesar 1 persen.
Elastisitas Y terhadap X= % perubahan Y / % perubahan X

A. Elastisitas Permintaan (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas permintaan adalah tingkat perubahan permintaan terhadap
barang/jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang/jasa tersebut. Besar
atau kecilnya tingkat perubahan tersebut dapat diukur dengan angka-angka yang
disebut koefisien elastisitas permintaan.
Macam-macam Elastisitas Permintaan
Berdasarkan nilainya, elastisitas permintaan dapat dibedakan menjadi lima, yaitu
permintaan inelastis sempurna, inelastis, elastis uniter, elastis, dan elastis
sempurna.
1.a Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0)
Permintaan inelastis sempurna terjadi ketika perubahan harga yang terjadi
tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan (koefisien E = 0).
1.b Permintaan Inelastis (E < 1)
Permintan inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada
perubahan permintaan. Nilai E < 1, artinya kenaikan harga sebesar 1
persen hanya diikuti penurunan jumlah yang diminta kurang dari satu
persen, sebaliknya penurunan harga sebesar 1 persen menyebabkan kenaikan
jumlah barang yang diminta kurang dari 1 persen.
2.a Permintaan Elastis Uniter (E = 1)
Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan permintaan sebanding
dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas permintaan uniter adalah
satu (E = 1), artinya kenaikan harga sebesar 1 persen diikuti oleh
penurunan jumlah permintaan sebesar 1 persen, dan sebaliknya.
2.b Permintaan Elastis (E > 1)
Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari
perubahan harga. Koefisien permintaan elastis bernilai lebih dari satu
(E > 1), artinya kenaikan harga sebesar 1 persen menyebabkan kenaikan
jumlah permintaan lebih dari 1 persen, dan sebaliknya. Kondisi ini
biasanya terjadi pada permintaan permintaan terhadap mobil dan barang
mewah lainnya

B. Elastisitas Permintaan dan Total Penerimaan
Perhitungan elastisitas biasanya dimanfaatkan oleh pengambil keputusan yang
ditujukan untuk meningkatkan penerimaan. Secara sederhana, total penerimaan
dapat didefinisikan sebagai perkalian antara harga dengan kuantitas barang
dan jasa yang terjual, misalnya jumlah pendapatan yang diterima sebagai hasil
dari penjualan barang dan jasa. Total penerimaan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut :
TR = P x Q
Keterangan:
TR: total penerimaan
P : harga output
Q : kuantitas/jumlah output
Salah satu faktor yang menentukan total penerimaan produsen adalah perubahan
permintaan. Untuk mengetahui perubahan total penerimaan terhadap perubahan
permintaan ditentukan oleh elastisitas permintaannya. Perbedaan tingkat
elastisitas permintaan akan menentukan besarnya total penerimaan.
1. Permintaan Elastis
Ketika bentuk permintaan suatu barang adalah elastis, maka perubahan
kecil dalam harga barang tersebut akan mengakibatkan perubahan total
penerimaan yang relatif lebih besar. Sebagai contoh, perusahaan melakukan
kebijakan penurunan harga produknya. Jika bentuk permintaan produk
tersebut adalah elastis berarti konsumen sangat responsif terhadap
perubahan harga. Penurunan harga walaupun kecil akan
direspon oleh konsumen dengan membeli barang tersebut dalam jumlah yang
relatif banyak. Dengan bentuk permintaan yang elastis, maka keputusan
produsen untuk menurunkan harga produknya akan potensial meningkatkan
total penerimaan.
2. Permintaan Inelastis
Dengan bentuk permintaan yang inelastik, perubahan harga hanya memberikan
pengaruh yang kecil terhadap perubahan barang yang diminta, sehingga
apabila produsen menetapkan kenaikan harga yang cukup tinggi sekalipun,
permintaan terhadap barang tersebut tidak terlalu berubah. Pada kondisi
ini, produsen dapat memperoleh tambahan penerimaan dengan menaikkan harga.
3. Permintaan Elastis Uniter
Apabila permintaan suatu barang adalah elastis uniter maka kenaikan
(penurunan) harga akan direspon secara proporsional dengan penurunan
(peningkatan) jumlah yang diminta. Oleh karena itu, baik produsen
melakukan peningkatan atau penurunan harga, jika elastisitas barang
adalah elastis uniter maka total penerimaannya konstan. Dengan kata lain,
peningkatan ataupun penurunan harga tidak merubah total penerimaan
produsen.

C. Elastisitas Silang (Cross Elasticity)
Elastisitas silang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta
terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan dengan barang
tersebut. Hubungan tersebut dapat bersifat pengganti, dapat pula bersifat
pelengkap. Terdapat tiga macam respons prubahan permintaan suatu barang misal
(barang A) karena perubahan harga barang lain (barang B), yaitu: positif,
negatif, dan nol.
1. Elastisitas silang positif.
Peningkatan harga barang A menyebabkan peningkatan jumlah permintaan
barang B. Sebagai contoh, peningkatan harga kopi meningkatkan permintaan
terhadap teh. Kopi dan teh merupakan dua barang yang dapat saling
menggantikan (barang substitutif).
2. Elastisitas silang negatif.
Peningkatan harga barang A mengakibatkan turunnya permintaan barang B.
Sebagai contoh, peningkatan harga bensin mengakibatkan penurunan
permintaan terhadap kendaraan bermotor. Kedua barang tersebut bersifat
komplementer (pelengkap).
3. Elastisitas silang nol.
Peningkatan harga barang A tidak akan mengakibatkan perubahan permintaan
barang B. Dalam kaus semacam ini, kedua macam barang tidak saling
berkaitan. Sebagai contoh, kenaikan harga kopi tidak akan berpengaruh
terhadap permintaan kendaraan bermotor.
D.Elastisitas Penawaran (Price Elasticity of Supply)
Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa
yang diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut. Untuk
mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angka-angka
yang disebut koefisien elastisitas penawaran.

PRODUSEN
Produsen dalam ekonomi adalah orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau dipasarkan. Orang yang memakai atau memanfaatkan barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi kebetuhan adalah konsumen.
2. FUNGSI PRODUKSI
A. Definisi
Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara berbagai kombinasi
input yang digunakan untuk menghasilkan output.
Asumsi dasar untuk menjelaskan fungsi produksi adalah berlakunya “the lawa of diminishing
returns” yang menyatakan bahwa apabila suatu input ditambahkan dan input lain tetap maka
tambahan output dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan mula-mula menaik,
tapi pada suatu tingkat tertentu akan menurun jika input tambahan tersubut terus menerus
ditambahkan. Jadi dalam ini ada 3 tingkat produksi :
1) Tahap 1 : produksi terus bertambah dengan cepat
2) Tahap 2 : pertambahan produksi total semakin lama semakin mengecil
3) Tahap 3 : pertambahan produksi total semakin berkurang

LEAST COST COMBINATION (LCC)
Penggunaan kombinasi factor produksi dengan menggunakan biaya yang paling murah. Syarat
LCC: MRTS (marginal rate of technical substitution), bila menambah salah satu input maka
mengurangi penggunaan input.
Dalam rangka untuk menentukan kombinasi terbaik dari modal dan tenaga kerja untuk
menghasilkan output itu, kita harus mengetahui jumlah dana tersedia untuk produsen untuk
dibelanjakan pada masukan dan juga harga masukan. Anggaplah bahwa produsen telah di
pelepasannya. 10.000 untuk dua input, dan bahwa harga dari dua masukan sebagai. 1000 per unit
modal dan. 200 per unit tenaga kerja. Perusahaan akan memiliki tiga kemungkinan alternatif
sebelumnya.
a) Untuk menghabiskan uang hanya pada modal dan aman 10 unit itu.
b) Untuk menghabiskan jumlah tersebut hanya pada tenaga kerja dan mengamankan 50 unit
tenaga kerja.
c) Untuk menghabiskan jumlah tersebut sebagian pada modal dan sebagian pada tenaga kerja.
Garis harga faktor juga dikenal sebagai garis isocost karena mewakili berbagai kombinasi input
yang dapat dibeli untuk jumlah uang yang diberikan dialokasikan. Kemiringan garis harga faktor
menunjukkan rasio harga modal dan tenaga kerja yaitu. 1:5.
Dengan menggabungkan isoquant dan garis harga faktor, seseorang dapat mengetahui kombinasi
optimal faktor-faktor yang akan memaksimalkan output.

DAFTAR PUSTAKA :
http://www.scribd.com/TEORI-PERILAKU-KONSUMEN/d/3943907
http://openpdf.com/ebook/konsep-elastisitas-pdf.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Produsen
http://www.scribd.com/doc/30268000/perilaku-produsen